Selasa, 01 September 2015

Kita : “Kesalahan Penggunaan Atau Pergeseran Makna?”

Kita : “Kesalahan Penggunaan Atau Pergeseran Makna?”


Bahasa digunakan sebagai penyalur kita dalam berkomunikasi. Dalam kesehariannya, kita sering menggunakan bahasa Indonesia, juga bahasa daerah. Namun, tentunya dalam penggunaan bahasa, ada beberapa penggunaan yang tidak semestinya kita gunakan namun kita gunakan, ada beberapa yang sekarang menjadi kesalahan penggunaan dalam bahasa yang disampaikan sehari-hari.

“Kita”, merupakan kata ganti orang pertama jamak, yang berarti di dalam “Kita” adalah lebih dari satu orang yaitu orang yang sedang berbicara dan yang diajak bicara. Paling tidak, dua orang itu dan bisa jadi lebih banyak lagi. Hampir sama dengan “Kami” yang merupakan kata ganti orang pertama jamak juga. Bedanya adalah jangkauan subjeknya. Yaitu kalau kita menggunakan kata “Kita” berarti orang yang berada di dalamnya paling tidak adalah orang yang sedang berbicara dan yang diajak bicara, sedangkan kami adalah terbatas untuk orang pertama atau yang sedang berbicara, dan kelompoknya yang selain dengan orang yang diajak bicara.

Dari uraian di atas, kita tahu bahwa “kami” dan “kita” adalah berbeda dalam penggunaannya. Ada beberapa contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata “kami”, “kami pergi ke taman kota tadi malam” atau “kami telah menyelesaikan tugas ini”. Nah berarti orang yang sedang diajak bicara tidak diikutkan dalam kejadian yang sedang dibicarakan, karena kalimat tersebut adalah menceritakan suatu kejadian kepada yang sedang diajak bicara. Berbeda dengan penggunaan “kita”, “kita pernah ke tempat ini setahun yang lalu” atau “kita akan mendapatkan hadiah jika tugas ini selesai” berarti orang yang diajak bicara ikut dalam kejadian atau hal yang sedang diceritakan.

Namun akhir-akhir ini, saya sering mendengar beberapa kesalahan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Saya pernah dan bahkan sering mendengar teman saya saat presentasi pada salah satu mata kuliah di kampus. Dia mengatakan “kita memilih judul ini karena,,,,,” dan beberapa kalimat lainnya yang seharusnya menggunakan kata “kami” bahkan “dia” yang saya ceritakan sebenarnya bukan hanya satu, yang berarti “mereka”.

Selain dari teman saya, saya pernah mendengarkan di salah satu stasiun televisi yaitu saat sedang wawancara dengan salah seorang polisi dalam sebuah kasus yang sedang diselidiki. “kita sedang menyelidiki kasus ini” seperti itu kata salah seorang polisi tersebut. Dalam hati saya berkata “kita ? kan yang sedang menyelidiki kasus itu kan polisi, saya ga ikut kan?” bahkan presiden kita saat ini, selalu menggunakan kata “kita” dalam setiap pembicaraannya. Padahal kalau kita kaji sesuai dengan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar itu seharusnya menggunakan kata “kami” di dalam kalimat tersebut.

Lalu, apakah ini merupakan pergeseran makna? Saya rasa bukan. Tak sesederhana itu. Karena kata tersebut sebenarnya terasa jelas berbeda. Beberapa anak muda sebenarnya punya sindiran saat kita salah menggunakan kata tersebut dalam sebuah kalimat. Misalnya saat kita harusnya menggunakan kata “kami”, tetapi salah menggunakan dengan “kita”. Apalagi itu hal negatif. Pernah menjadi trend saat lawan bicara mengatakan “kita?? Lo aja kali, gue nggak..”. Meski ini hanya lelucon, tetapi sebenarnya makna tersiratnya memang berarti. Disadari atau tidak oleh yang berbicara. Pernah kan menjumpai kalimat seperti itu? Ckckckck....

Namun perbedaan penggunaan kata “kita” dan  “kami” terasa layaknya dalam perbedaan penggunaan kata “saya” dan “aku”. Banyak yang mengatakan “saya” itu lebih formal daripada “aku”. Begitupun kata “kami” yang dinilai lebih formal dibandingkan “kita”. Padahal perbedaannya sebenarnya malah bukan di sisi formal atau tidaknya. Tetapi jangkauan orang yang ada didalamnya.

Nah itulah tentang apa yang sedang terjadi di lingkungan kita ini, khususnya pada anak muda, lebih umum lagi, banyak kalangan di Indonesia ini. Akankah berubah? Kita lihat saja...



Kamis, 30 April 2015

Melihat Hukum Di Indonesia

Melihat Hukum di Indonesia


Hukum Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas.
Kali ini, saya ingin berbagi tentang pemikiran mengenai hukum yang telah berjalan di Indonesia. Ada beberapa hal yang saya rasa janggal serta unek-unek yang ingin saya bagikan mengenai apa yang saya lihat, dengar, dan perhatikan selama ini. Perlu diketahui, disini saya bukan ahli hukum layaknya Mahfud MD yang pernah menjadi ketua MK, ataupun Hotman Paris sang pengacara Terkenal. Saya adalah orang biasa yang juga ingin berpendapat dalam apa yang saya rasakan.
Mengenai hukum, kata-kata di atas pada kalimat paling awal sering dilontarkan seiring apa yang kita lihat dan dengar tentang ketidak adilan dalam hukum di Indonesia ini. Masyarakat kecil seringkali mendapat ketidakadilan dalam hal ini, dimana mereka para hakim lebih memihak kepada mereka orang-orang besar. Ya, memang tidak semua, tetapi hal seperti itu telah banyak kita dengar dari informasi baik di media cetak maupun elektronik. Baik di televisi maupun Internet.
Lihat saja kasus Nenek Asyani yang baru-baru ini terjadi dan masih hangat diberitakan di televisi. Sebelum masuk kasusnya, kita tahu seperti apa itu nenek Asyani. Seorang wanita tua yang untuk berjalan saja butuh perjuangan, serta dengan kondisi fisik yang kita tahu orang tua tidak seperti anak muda yang enerjik. Bahkan nenek asyani pernah datang ke ruang sidang dalam keadaan sakit ataupun kurang sehat dan sampai pingsan di ruang sidang dan kemudian digotong oleh kuasa hukumnya lalu kemudian mendapatkan penangguhan penahanan.
Ya, itu tadi tentang seperti apa nenek Asyani. Sekarang kita masuk ke dalam kasusnya. Nenek Asyani diadili dengan tuduhan telah mencuri beberapa kayu milik perhutani. Sejauh ini saya tidak mengikuti dengan begitu detil setiap berita yang ada di layar kaca. Namun ada hal yang menggelitik tentang berita terakhir yang saya dengar di stasiun televisi pada saat itu.
Saya sedang berada di meja makan dengan sepiring nasi goreng yang tinggal beberapa suap tersisa. Kemudian ayah saya mengganti channel di salah satu stasiun televisi yang sedang menayangkan berita tentang persidangan. Dari berita tersebut, saya mendapatkan beberapa hal yang menggelitik yaitu :
1. Sidang dilaksanakan walaupun nenek Asyani tidak bisa menghadiri persidangan
2. Majelis Hakim kecewa karena kuasa hukum nenek Asyani tidak bisa menghadirkan Nenek Asyani dalam persidangan
3. Adanya denda sebesar 500 Juta rupiah kepada Nenek Asyani atas kasus tersebut.
Apakah ada yang aneh dengan hal tersebut? Tentu, bagi saya sangat aneh! Namun kali ini saya hanya ingin berkomentar tentang poin nomor 3 tersebut.
Nenek Asyani didenda 500 Juta Rupiah
Pernahkah anda melihat atau mendengar orang yang mencuri seekor ayam kemudian ketahuan oleh warga dan dihajar masa?
Pernahkan anda melihat atau mendengar pelaku korupsi milyaran rupiah dan pelakunya menebar senyuman di layar kaca tanpa terlihat rasa bersalahnya?
Pernahkah anda tahu berapa lama waktu hukuman yang dijatuhkan kepada pencuri ayam?
Pernahkah anda membandingkan dengan hukuman yang dijatuhkan para koruptor?
Dari kedua tersebut, terjadi perbedaan yang sangat aneh pada saat ini. Kenapa? Dari saat awal tertangkap, jelas terjadi perbedaan. Yang satunya dihajar, yang satunya dikawal dan tersenyum lebar. Dari segi hukuman, memang masih lebih lama pelaku korupsi, tetapi coba bandingkan dengan banyaknya kerugian dari perbuatan mereka.
Pencuri ayam, mencuri ayam 1 ekor dengan harga katakanlah 100-200 ribu rupiah. Yang didapatkan saat ketahuan adalah : 1. Dihajar masa, 2. Hukuman Penjara , 3. Denda, sedangkan koruptor yang merugukan milyaran hanya mendapat hukuman. Kalaupun denda, dendanya pun tak seberapa.
Kembali lagi ke kasus nenek Asyani. Nenek ini dikenai denda sebesar 500 juta rupiah setelah dituduh mencuri 7 batang kayu jati. Nilai yang tidak sedikit tentunya. Tetapi mari bandingkan.
Berapa harga kayu tersebut? Saya tidak tahu seberapa besar kayu jati tersebut. Namun, jika kayu tersebut seharga 2 juta rupiah, dikalikan 7 batang kayu nilainya hanya 14 juta rupiah. Apakah sebanding dengan denda yang dituntut dan dijatuhkan kepada nenek Asyani? Belum lagi biaya negara untuk memfasilitasi ongkos sidang, hakim, biaya pengacara, dan apapun itu lah yang walaupun juga bukan uang negara tetapi  ada hubungannya untuk ikut kasus tersebut.
Sungguh ironis dengan keadaan tersebut. Namun pak hakim tidak memikirkan hal itu. Melihat sisi kerugian ekonomi saja tidak diperhatikan, apalagi kemanusiaan? Padahal setahu saya, hukum itu hubungannya dengan keadilan, dan keadilan adalah dari hati nurani yang berarti kemanusiaan. Hmm
Bandingkan dengan pelaku koruptor. Katakanlah Joko Susilo yang merugikan uang negara hingga 121 Milyar tetapi hukumannya 10 tahun, dan dendanya HANYA 500 juta. Dendanya sama dengan kasus nenek Asyani yang hanya mencuri dengan dilai belasan juta, itupun kalau benar mencuri. Belum lagi bila nantinya mendapat pengurangan masa hukuman.
Alternatif
Jika saja bisa, kenapa hakim tidak mempertimbangkan sisi ekonomi terlebih dahulu sebelum masuk ke sisi kemanusiaan. Atau undang undang yang mengatur juga begitu. Contohnya saja begini, “Pelaku tindakan pencurian dihukum dengan MENGEMBALIKAN uang tersebut kepada pemiliknya, ditambah denda DUA KALI LIPAT yang dibayarkan kepada negara. Jika tidak bisa membayar maka dijatuhkan masa tahanan”. Intinya mengembalikan uang tersebut, dan denda kepada negara. Bukankah lebih sederhana? Negara pun bisa mendapatkan keuntungan pemasukan negara yang nantinya bisa digunakan sebagai biaya tambahan dalam pembangunan negara.
Dari hal tersebut saja, menurut saya sudah cukup membantu pelaku untuk merasa jera. Kenapa? Karena contoh saja korupsi sebesar 100 juta, orang akan mengeluarkan 300 juta untuk membayarkan kerugian tersebut. Yang 100 juta dibayarkan kepada negara(sebagai pemilik), yang 200 juta kepada negara juga tentunya. Dengan begitu orang akan berpikir lagi untuk mencuri, karena akan rugi banyak jika ketahuan. Daripada seperti sekarang ini, korupsi milyaran, denda tak seberapa. Ya orang yang memiliki jiwa korup malah senang karena misal korupsinya 2 milyar, denda hanya 500 juta, berarti masih untung 1,5 milyar.
Yaa, itu jika dilihat dari sisi ekonomi saja. Tentu semua memiliki kelemahan karena “tidak ada yang sempurna”.  Jika akan ditambahkan sisi kemanusiaan, tinggal menyesuaikan saja.

Dian Jaya

Referensi :
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/09/1113063/Hukuman.Koruptor.Terlalu.Ringan


Kamis, 12 Maret 2015

Sedikit Cerita Tentang Kimpul

Sedikit Cerita Tentang Kimpul




Jika kamu pernah mendengar peribahasa “seperti air di atas daun talas”, ya saya akan membagikan tentang temannya talas yaitu kimpul. Kimpul merupakan sejenis tanaman umbi-umbian seperti talas, hanya saja kimpul memiliki buah di bagian umbi atau dalam bahasa saya sehari hari adalah bedhogol.
Daunnya berwarna hijau yang membentuk waru/hati. Di daun tersebut terdapat tulang tulang daun yang membagi menjadi dua bagian, kemudian membentang ke kanan dan ke kiri. Batangnya lunak namun cukup panjang dan tegak ke atas agak miring, menyangga daun yang ukurannya sangat lebih lebar ketimbang batangnya. Getahnya berwarna putih, sangat perih jika terkena luka namun bersifat menyembuhkan. Itu sedikit deskripsi tentang pohon kimpul ini atau yang di tempat saya disebut Lompong.
Nama dari kimpul berbeda-beda di setiap daerahnya. Di kabupaten banyumas saja sudah lebih dari tiga nama dipakai dalam satu jenis tanaman ini. Di tempat saya di desa Ketenger, tentu orang akan tau dengan nama kimpul. Namun berbeda lagi dengan daerah yang lainnya.
Ini saya ketahui beberapa tahun silam saat saya berjelajah ke desa desa atau dalam ungkapan bahasa jawanya “jajah desa milang kori”. Waktu itu saya sedang mencari kimpul, membelinya untuk dibuat sriping atau kripik.
Di daerah Kalisalak kecamatan Kedungbanteng, banyak orang menyebutnya Busil. Bahkan ada juga yang menyebutnya Lengki. Ini yang membuat saya dulu bingung ketika saya bertanya kepada penduduk desa tersebut tentang kimpul malah tidak tahu. Namun setelah saya jelaskan ciri-cirinya, maka penduduk desa tersebut baru nyambung  dan memberitahu kalau mereka menamai itu dengan sebutan lain.
Berbeda lagi saat saya pergi ke daerah Ajibarang. Disana saya tanya kimpul malah diantarkanlah saya ke penjual Talas. Aneh tapi nyata, disana malah namanya terbalik. Yang kimpul jadi talas, yang talas jadi kimpul. Sama seperti saat saya mencarinya di pasar Padamara dan Moga. Entah di daerah lainpun ada kasus yang sama seperti ini atau tidak. Yang jelas, dari pengalaman ini menyebabkan nantinya kita bisa memilih nama untuk menyebut umbi ini, tergantung dengan siapa atau orang mana kita bicara.
Berbicara tentang kimpul, ternyata sekarang sudah memiliki “nilai”. Ya, nilai. Pasalnya, saat ini kimpul sudah muncul di pasaran, dan harganya beragam, bahkan ada yang tidak main-main. Kalau melihat pasaran secara umum pada kurun waktu 2012-2014 saat saya masih mengikuti perkembangan harga pasar, kimpul berada pada kisaran harga 2000-3000 rupiah. Namun di beberapa pasar, pernah saya menjumpai dengan harga dua bahkan tiga kali lipatnya. Harga yang sangat tidak main-main untuk sebuah umbi yang bernama kimpul.
Ini berarti mengalahkan harga budin / ketela pohon yang berada pada 1000-1500 rupiah dan munthul yang berada pada harga 1500-2500 rupiah. Padahal, dulunya urutan harga tidak seperti ini. Kimpul selalu berada di level yang paling bawah karena orang dulu belum menganggap tanaman ini.
Ini merupakan suatu bentuk perubahan sosial, dimana pola pikir masyarakat tentang hal ini berubah. Pasalnya, pada saat saya kecil, urutan harga umbi-umbian dari yang paling rendah ke yang tinggi dimulai dari kimpul, kemudian budin/ketela pohon, disusul oleh munthul/ubi kayu. Ya pembandingnya 3 itu saja dulu.
Pandangan saya sementara tentang hal ini adalah disebabkan karena kimpul merupakan makanan pengganti bagi mereka yang terkena diabetes. Sedangkan saat ini cukup banyak penderita diabetes di sekitar kita. Ini yang menjadikan kimpul memiliki nilai jual yang lebih. Selain itu, masyarakat juga jarang yang secara sengaja untuk membudidayakan atau menanam kimpul, sehingga produksi kimpul saat ini pun bisa dikatakan kurang bersaing dalam hal harga ya.
Bagaimana tidak? Contohnya saja di desa tempat saya tinggal. Pastinya adalah tidak ada yang menggunakan kimpul sebagai tanaman utama di pekarangan mereka. Kalaupun ada yang menanam, itupun karena “terlanjur” tumbuh dan sudah besar kemudian bisa di panen. Bahkan tak jarang yang tak sengaja membiarkan kimpul tumbuh di kebun mereka dan tanpa dirawat, tetapi bisa memanen kimpul.
Bahkan saat inipun saat kimpul sudah mempunyai nilai, tak jarang orang yang memandangnya dengan sebelah mata. Ini terbukti suatu hari pada waktu itu di kebun yang tak terlalu jauh dari rumah, saya menanam pohon kimpul beberapa baris. Setelah beberapa bulan dan sudah mulai tumbuh besar, orang yang mencari pakan ikan pada waktu itu secara sengaja memangkas habis daun itu. Padahal tumbuhan itu secara sengaja saya tanam untuk bisa menikmati panen pada waktunya.
Namun ya sudahlah, itu hanya kimpul yang pada saat ini sudah mempunyai nilai lebih. Suatu hari seiring dengan informasi dan pengetahuan yang bertambah, masyarakat pasti akan tahu dan lebih memahami.
Itulah sepenggal cerita tentang kimpul, lain waktu akan saya bagikan lagi tulisan tentang kimpul yang lebih ke fungsinya. Adakah kimpul di sekitar kalian?



Rabu, 11 Maret 2015

Panen Cesim Super

Panen Cesim Super

Cesim atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut Caisim atau juga Sawi Hijau, merupakan jenis sayuran yang cukup mudah kita jumpai di berbagai tempat di Indonesia. Semua orang yang pernah makan mie ayam pasti tau seperti apa itu cesim dan bagaimana rasanya.

Berbicara tentang cesim, saya ingin membagikan aktifitas saya sekitar 1,5 tahun yang lalu, yaitu panen Cesim. Setelah ditunggu selama hampir 2 bulan, tak disangka-sangka ternyata ada Cesim yang super. Itu karena ukurannya sangat besar dan lebih besar dibanding cesim pada umumnya.

Biasanya cesim pada umumnya hanya mempunyai berat rata-rata 100 gram per pohon, bahkan kurang. Tetapi lain dengan cesim yang saya panen pada waktu itu. Dengan perawatan yang cukup ini, cesim mampu mencapai berat 2kg per pohonnya.

Gambar di samping merupakan foto ayah saya sepulang dari ladang, memegang sawi hijau atau cesim dengan berat 2kg. Ya, Ukuran ini bagi saya adalah ukuran super besar, karena pengalaman sebelumnya, cesim yang pernah saya panen ukurannya tidak sebesar itu. Beratnyapun hanya berkisar antara 200-800gram. Itupun ada yang masih kecil sudah berbunga.

Itu saja sih cerita panen cesim pada waktu itu yang baru sempat saya bagikan. Untuk lebih jelasnya tentang cesim ataupun step by step dalam menanam akan saya bagikan lain kali. Yang jelas, kali ini saya hanya ingin membagikan tentang cesim yang super ini :D.

Itu merupakan aktifitas lama saya, walaupun sampai sekarangpun masih bergulat pada aktifitas bertani, tetapi jarang-jarang untuk pergi ke ladang membawa alat dokumentasi. Lain kali akan saya bagikan lagi tentang kegiatan saya yang satu ini.




Jumat, 06 Maret 2015

Jenis-Jenis Rumput Lereng Selatan Gunung Slamet

Jenis-Jenis Rumput

Rumput merupakan tumbuhan yang hidup di sekitar kita baik di sawah, kebun, pekarangan rumah, maupun pinggir jalan. Biasanya orang menyebutnya sebagai tumbuhan pengganggu karena rumput tersebut tidak diharapkan keberadaannya. Walaupun sebenarnya rumput bisa menjadi teman, asalkan kita mau memanfaatkannya. Saat ini malah banyak rumput yang sengaja ditanam oleh orang.
Berbicara tentang rumput, kali ini saya akan membagikan tentang jenis-jenis rumput yang ada di sekitar tempat tinggal saya, yaitu desa Ketenger yang berada di lereng selatan gunung Slamet. Selain itu, ini akan saya sajikan berdasarkan nama di daerah saya tinggal.
1. Kuningan

Kuningan merupakan rumput yang biasa dan dengan mudah dijumpai disini. Bentuk daunnya lonjong berwarna hijau serta ada semacam gerigi di pinggirannya. Rumput ini mempunyai bunga berwarna kuning seperti matahari. Itu kenapa disini rumput ini dinamakan kuningan.
Rumput kuningan bisa dijumpai di banyak tempat mulai dari tempat dengan sinar matahari yang penuh, sampai tempat yang rindang. Mulai dari tempat yang basah sampai tempat yang kering sekalipun. Rumput ini juga bisa hidup di air.
2. Jampang

Rumput Jampang, itulah sebutan untuk rumput ini. Biasanya ada di tempat yang banyak sinar mataharinya. Bentuk daunnya panjang meruncing berwarna hijau, serta memiliki bunga yang panjang dan berbatang kecil serta bercabang membentuk huruf Y.
Rumput jampang banyak dijumpai di kebun-kebun dan biasanya juga dibarengi dengan tumbuhnya rumput lain di sekitarnya. Rumput ini bisa dimanfaatkan sebagai makanan ternak
3. Sandikrama

Sandikrama merupakan jenis rumput besar yang ada disini . Bentuk daunnya lonjong dan cukup panjang, serta memiliki batang yang cukup besar serta keras, apalagi kalau sudah tua. Tinggi rumput ini bahkan bisa mencapai 2 meter.
Sandikrama merupakan rumput tinggi yang biasanya hidup di semak-semak. Biasanya setiap semak baik itu di kebun maupun pinggiran hutan pasti ada rumput ini. Rumput ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
4. Bathokan

Bathokan, atau disebut dengan nama lain di daerah yang lain juga, merupakan rumput jenis sedang. Bentuk daunnya panjang meruncing serta ada bulu-bulu putih bening di sepanjang batang dan daunnya. Ada garis garis yang membentang di setiap daun dari pangkal daun sampai ujung daun.
Rumput ini biasanya dijumpai di daerah yang cukup kering dan memiliki pencahayaan matahari yang banyak. Biasanya tempat perkebunan palawija merupakan tempat favorit tumbuhan ini. Bathokan juga merupakan rumput yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Banyak orang percaya bahwa rumput ini merupakan makanan favorit bagi kelinci.
5. Gambasan

Gambasan, dimana ada semak, disitu biasanya ada rumput ini. Daunnya membentuk seperti hati dengan bagian pinggir yang bergerigi serta ujung yang melancip. Tumbuhan ini merupakan jenis rumput yang merambat, sehingga membutuhkan tanaman yang lebih tinggi untuk menjadi tempatnya merambat. Panjangnyapun bisa mencapai puluhan meter, bahkan mungkin ratusan meter.
Meskipun gambasan bukan merupakan tumbuhan parasit, namun keberadaanya yang merambati tumbuhan di sekitarnya membuatnya menghambat pertumbuhan tanaman lain, karena menutupi tanaman yang dirambatinya. Untuk mengatasinya, potong bagian paling dasar dari gambasan dan bagian lain yang berada di atasnya akan mengering dan mati.
Oh iya, rumput ini juga bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ikan juga sangat menyukai rumput ini.

Sekian dulu ya coretan tentang jenis rumput kali ini. Sebenarnya masih banyak tumbuhan rumput yang lain yang jumlahnya ratusan. Lain kali akan saya bahas lagi sob.




Kamis, 05 Maret 2015

Latihan Jari Agar Lancar Memainkan Melody


Step By Step Untuk Memainkan Melody
(Latihan Kelancaran Jari Saat Memainkan Gitar)



Hallo Semua, kali ini saya akan berbagi tentang step by step untuk berlatih jari agar bisa memainkan melody dalam bergitar. Memainkan melody atau solo biasanya adalah hal yang sangat diidamkan para gitaris untuk bisa mencapainya. Untuk itu saya akan membagikan langkah-langkahnya.
Sebelum berlatih ini, tentunya sobat semua harus tau tentang kunci-kunci dalam gitar. Jika belum, baca postingan saya sebelumnya.
Langsung saja, inilah langkah-langkahnya.

1. Latihan Picking
Pada melody atau solo gitar biasanya identik dengan picking. Picking merupakan cara untuk memetik gitar satu senar menggunakan pick atau juga ada yang menyebutnya stokel. Biasanya pada gitaris pemula masih kaku dalam ini dan memetiknya hanya ke satu arah. Memang awalnya sulit tapi kalau sudah terbiasa akan terlihat hasilnya.
Teknik untuk melakukan latihan picking adalah dengan memetiknya keatas dan ke bawah pada satu senar. Untuk berlatih ini, latihlah tangan kanan anda untuk memetik salah satu senar gitar ke atas dan kebawah secara terus menerus. Pada awal latihan, lakukanlah dari gerakan yang paling pelan, kemudian jika sudah terasa lancar dan seimbang, atur untuk menambah kecepatan picking. Lakukanlah teknik ini dari yang paling pelan sampai yang paling cepat dengan memperhatikan keseimbangan dan akurasi.

2. Latihan Fingering
Fingering atau dalam latihan kalau saya menyebut adalah senam jari. Ini adalah gerakan yang dilakukan pada jari-jari tangan kiri menekan senar bersamaan dengan picking yang dilakukan oleh tangan kanan. Pada senam jari, akan terasa kaku oleh seorang pemula, namun ya itu tadi. Jika kita terbiasa, pasti akan bisa.
Sebelum melakukan fingering ini, sobat bisa melakukan pemanasan diluar arena :D. Caranya adalah dengan menggerak-gerakkan jari-jari ke atas dan kebawah secara bergantian. Kalaupun tidak, juga tidak apa-apa.
Untuk berlatih fingering atau senam jari ini, yang pertama dilakukan adalah fokus mulai dari satu senar terlebih dahulu. Maksudnya adalah menekan secara bergantian pada satu senar misalkan pada senar 1 kolom 3-4-5 dst. Latihannya sama seperti picking yaitu dari yang paling pelan sampai yang paling cepat dengan memperhatikan keseimbangan antara tangan kanan dan jari-jari pada tangan kiri.
Jika pada satu senar sudah lancar, sobat bisa berlatihnya pada semua senar secara berurutan dan bergantian tentunya. Sama seperti sebelumnya, mulailah dari yang paling pelan terlebih dahulu atau sesuai kemampuan awal, barulah naikkan kecepatan sedikit demi sedikit. Untuk lebih tepat dalam kecepatan, kamu bisa melakukannya dengan diiringi metronome.
untuk lebih jelasnya lagi, silahkan lihat video di bawah ini
Selamat Berlatih!

Selasa, 03 Maret 2015

Belajar Gitar

Belajar Memainkan Gitar
(Dasar Bermain Gitar)

Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman saya dalam belajar gitar. Pertama kali saya tahu tentang gitar adalah saat masih duduk di bangku SD sekitar tahun 2004 atau 2005. Saat itu saya sedang berada di tempat saudara yang sedang memainkan gitar, kemudian bertanya tentang bagaimana cara memainkan. Dia mengajarkan tentang kunci dasar dalam bermain gitar dan saya mengikutinya.
Kala itu sedang ada booming lagu dari peterpan, dan saya menanyakan tentang cara memainkan lagu Semua Tentang Kita. Dia memainkannya dan saya takjub, berkata dalam hati “kok bisa?” kemudian saya mengikuti cara tersebut, namun karena saya tidak bisa sama sekali, jadinya ya blepotan, atau bahasa di tempat saya adalah ora kanjat. Karena waktu itu adalah pertama kali saya memegang gitar, kemudian kulit jari jari tangan saya sakit semua, atau bahasa di tempat saya Kapalen. Kemudian saya tidak jadi belajar bergitar karena jari saya sakit.
Setelah saya berada di bangku SMP, tahun 2006, saya berpikir kembali untuk belajar bergitar. Ternyata di SMP, saya bertemu dengan banyak teman yang bisa bermain gitar. Setelah saya tanya satu persatu dari mereka, tak satupun yang mengatakan bahwa jari mereka tidak sakit saat pertama belajar gitar. Kemudian timbul semangat saya untuk berlatih gitar.
Itu sedikit pengantar tentang pengalaman saya belajar gitar. Selanjutnya, kita masuk pada langkah-langkah untuk belajar dasarnya. Dibawah ini nanti, saya akan membagikan cara-cara yang telah saya lakukan dan saya kumpulkan yang saya anggap paling efektif dari yang pernah saya lakukan.

1. Atur Nada Senar Gitar
Sebelum memainkan gitar, perlu untuk mengatur nada dari setiap senarnya. Di tempat saya ada yang mengatakan stem atau stel. Nada standard dari masing-masing senar gitar adalah E-A-D-G-B-E yang bisa diurutkan mulai dari atas atau senar yang paling besar. Kalau urutan berdasarkan nomor adalah sebaliknya dari bawah yaitu 1-2-3-4-5-6. Berarti senar 1 berbunyi E, senar 2 bunyinya B, senar 3 bunyinya di nada G, dst.
Pada gitar ada yang disebut fret atau kolom yaitu kolom kolom yang ada dalam gitar yang dibatasi oleh besi yang disebut grip. Jumlahnya beragam tergantung jenis gitarnya. Ada yang jumlahnya 15,17,21,23,24, bahkan 27. Untuk gitar akustik biasanya jumlahnya antara 17-21. Setiap kolom tentu nadanya berbeda beda pula
Untuk menyetel nada tersebut, bisa dilakukan dengan beberapa cara. Cara manualnya bisa dilakukan dari senar paling atas dulu, ataupun paling bawah. Kalau anda akan melakukannya dari bawah, berarti bisa dimulai untuk menyetel senar nomor 1. Kalau belum tau patokan nada E pada senar nomor 1, anda bisa menggunakan patokan dari lagu. Kalau saya lebih mudah lagunya Blink 182 yang  berjudul M&Ms saat pertama masuk nada gitar. Jika anda tau lagu itu, anda akan maksud. Jika tidak, silahkan cari sendiri lagu tersebut dan dengarkan. Itu adalah bunyi nada E pada senar 1.
Selanjutnya untuk menyetel senar nomor 2 adalah dengan menyamakan bunyi  senar nomor 1 dengan bunyi senar nomor 2 pada kolom ke 5. Jadi, tempatkan jari di senar 2 pada kolom ke-5 kalau bunyinya sama dengan senar nomor 1, berarti itu sudah benar.
Untuk menyetel senar nomor 3 adalah dengan menempatkan jari pada kolom ke 4 pada senar 3 yang kemudian bunyinya disamakan pada senar nomor 2. Jika sudah sama, tinggal atur nada senar nomor 4 yaitu dengan menempatkan jari kita pada kolom ke 5 pada senar nomor 4 yang kemudian disamakan pada bunyi senar nomor 3. Begitupun senar nomor 5 dan 6 caranya sama yaitu dengan menempatkan jari pada kolom ke 5 dan samakan bunyi senar pada senar nomor sebelumnya.
Jadi dari cara mengatur nada tersebut, yang berbeda hanya pada saat mengatur senar nomor 3 yaitu pada kolom 4, sedangkan yang lain adalah kolom ke-5.

2. Belajar Chord atau Kunci gitar.
Setelah senar disetel dengan benar sesuai nada standard, kini telah bisa dimainkan. Jika belum bisa memainkan kuncinya, berarti perlu belajar terlebih dahulu (yaiyalaah haha :D)
Kalau kita lihat para gitaris profesional, mereka terlihat sangat lihai dalam memainkan kunci-kunci. Kita melihatnya seperti asal dalam menempatkan, karena begitu mudahnya mereka melakukannya. Tetapi jika anda nantinya sudah terbiasa dengan gitar, telah biasa memainkan gitar ya bisa juga seperti mereka mereka.
Ada 7 kunci dasar yang biasa dipakai dalam memainkan lagu yaitu A, B, C, D, E, F, G. Di dalam setiap sela, atau antara kunci 1 dengan yang lain ada kunci yang disebut # atau saya bacanya Kres. Jadi misalkan antara kunci F dan G ada kunci yang disebut F# atau F Kres. Dalam setiap kunci juga ada yang namanya mayor dan minor. Misalkan kunci A, ada yang namanya A mayor juga A minor yang keduanya sudah tentu berbeda bunyinya.
images from : http://cara-belajargitar.blogspot.com/2013/08/belajar-chord-gitar-dasar-mayor.html

Untuk memainkan kunci A, tempatkan jari jari anda pada 3 senar berikut ini. Yaitu jari telunjuk pada senar 4 kolom 2, jari tengah pada senar 3 kolom 2 juga, kemudian jari manis pada senar 2 kolom 2 pula. Lebih jelas seperti di gambar. Apakah harus jari tersebut yang ditempatkan di masing-masing kolom? Tidak juga. Namun untuk mempermudah ya begitu caranya, karena nantinya kita tidak memainkan hanya 1 kunci, namun ada perpindahan.
Selanjutnya adalah A minor. Yang membedakan adalah pada senar 2 yaitu jika mayor pada kolom ke 2, minor adalah pada kolom pertama. Namun susunan jarinya berbeda, yaitu jari tengah pada senar 4 kolom 2, jari manis pada senar 3 kolom 2, dan jari telunjuk pada senar 2 kolom 1. Tinggal diganti saja.
Oh iya, untuk mengecek apakah kunci itu sudah benar, silahkan dipetik setiap senar mulai dari atas hingga ke bawah. Dipetik ya bukan di genjreng. Jadi satu persatu senar di cek apakah sudah membentuk nada atau belum. Kalau masih berbunyi dep dep (IYKWIM) atau seperti bedug :D berarti belum betul. Lakukan hingga benar-benar semua berbunyi. Jika ada yang tidak berbunyi, mungkin kulit jari yang lain ada yang menyentuh senar.
Selanjutnya adalah Kunci B yaitu dengan menempatkan jari dengan posisi sebagai berikut. Jari telunjuk pada senar 5 kolom 2 dan senar 1 kolom 2. Maksudnya adalah ujung jari menekan senar 2 dan bagian bawahnya menekan senar 1. Kemudian jari tengah pada senar 4 kolom 4, jari manis pada senar 3 kolom 4 dan jari kelingking pada senar ke 2 kolom 4. Untuk memainkan B pada nada minor, perbedaan letak jarinya yaitu jari manis pada senar 4 kolom 4, jari kelingking pada senar 3  kolom 4, dan jari tengah pada senar 2 kolom 3.
Selanjutnya untuk memainkan kunci C, anda bisa meletakkan jari manis anda pada senar 5 kolom 3, jari tengah pada senar 4 kolom 2, dan jari telunjuk pada senar 2 kolom 1. Untuk memainkan C minor ada perbedaan yang cukup lumayan. Seperti kunci B minor, hanya saja ditambah 1 kolom. Yang tadinya di kolom 2 menjadi 3, yang tadinya kolom 4 menjadi 5. Saya harap anda mengerti.
Selanjutnya adalah kunci D. Untuk memainkannya, tempatkan jari telunjuk pada senar 3 kolom 2, jari manis pada senar 2 kolom 3, dan jari tengah pada senar 1 kolom 2. Untuk kunci D minor, perbedaannya adalah jari tengah pada senar 3 kolom 2, jari manisnya sama yaitu pada senar 2 kolom 3, kemudian jari telunjuk pada senar 1 kolom 1.
Selanjutnya untuk memainkan kunci E, anda bisa menggunakan 3 jari anda. Letakkan jari tengah pada senar ke 5 kolom2, jari manis pada senar 4 kolom 2, dan jari telunjuk pada senar 3 kolom pertama. Untuk memainkan kunci E minor, anda tinggal melepaskan pencetan jari telunjuk anda. Ini berarti pada E minor hanya ada 2 jari yang memencet senar yaitu jari tengah dan jari manis.
Selanjutnya adalah kunci F. Bahasa saya saat awal belajar gitar ada F besar dan F kecil. F besar adalah F yang dimainkan dengan semua titik kita pencet, F kecil adalah hanya dengan menggunakan 3 jari saja. Caranya adalah dengan menempatkan jari manis pada senar 4 kolom 3, jari tengah pada senar 3 kolom 2, dan jari telunjuk pada senar 2 kolom 1.
Untuk memainkan F pada semua titik, bisa dilakukan dengan menempatkan jari telunjuk pada senar 6 kolom 1, tetapi bagian bawah jari telunjuk tersebut menekan senar 2 kolom1 dan senar 1 kolom 1, kemudian jari manis pada senar 5 kolom3, jari kelingking pada senar 4 kolom 3, dan jari tengah pada senar 3 kolom 2.
Untuk memainkan F minor adalah dengan melepaskan jari tengah yang kemudian bunyinya diganti dari hasil tekanan jari telunjuk pada kolom pertama senar ketiga.
Yang terakhir, untuk memainkan kunci G adalah, tempatkan jari manis pada senar 6 kolom 3, kemudian jari tengah pada senar 5 kolom 2 dan jari kelingking pada senar 1 kolom 3. Untuk memainkan kunci G pada minor caranya sama dengan kunci F minor hanya saja semua ditambah 2 kolom ke depan. Yaitu yang tadinya di kolom 1 menjadi kolom 3, yang tadinya di kolom 3 menjadi kolom 5 dst.
3. Berlatih dengan Lagu.
Setelah anda mengetahui kunci-kunci yang ada, kini saatnya anda aplikasikan pada lagu. Pertama sebelum anda memainkan, jika anda masih baru dalam bermain gitar pilihlah lagu yang 1. Anda menyukainya, 2. Kunci kuncinya mudah 3. Tempo dan pergantian kuncinya tidak terlalu cepat.
Saat pertama saya belajar gitar dulu saya memainkan lagu dari Peterpan – Mimpi yang sempurna atau lagunya Ungu – Demi Waktu. Karena perpindahan kuncinya tergolong tidak sulit yaitu mimpi yang sempurna hanya pada E minor-C-G-D diulang terus sampai lagu selesai. Juga lagu Ungu – Demi waktu yang hanya di kisaran Kunci C-A minor-F-G.
Kesulitan memainkan kunci pada pemula biasanya pada kunci B, F, C minor, G minor. Mainkan lagu-lagu yang kuncinya sederhana terlebih dahulu sampai tangan anda kiranya luwes atau lemes, tetapi bukan lemah ya, ini berbeda. Jika sudah bisa, anda bisa aplikasikan ini pada lagu lain yang kuncinya berbeda lagi.

Oke Sampai disini dulu ya, selanjutnya akan saya bagikan lagi di lain kesempatan. Selamat berlatih!

Senin, 02 Maret 2015

Jali Ketan

JALI KETAN, TANAMAN YANG SERBAGUNA


A. PENDAHULUAN

             Sebelumnya, tulisan ini pernah saya publikasikan di blog saya yang terdahulu. Namun karena sempat terhenti untuk menjadi blogger selama beberapa tahun dan saya putuskan untuk memulainya lagi sekarang, kemudian berganti alamat blog. Tulisan ini tidak sepenuhnya saya revisi dan bisa dikatakan masih sama seperti tulisan saya yang terdahulu.
Jali pertama kali dikenal oleh ayah saya pada tahun 1979. Awal mulanya, jali hanya tumbuh 1 pohon di depan rumah. Entah datang darimana tanaman itu, namun ayah saya penasaran sehingga merawat dan mengembangkan tanaman tersebut. Pada mulanya, Tanaman tersebut dianggap sebagai tanaman hias, namun setelah kira kira 4 bulan, tanaman tersebut ternyata berbuah. Ayah saya mengamati tanaman tersebut dan menghasilkan penemuan baru pada waktu itu.
Dilihat dari bentuk buahnya, bentuknya bulat, seperti biji tasbih. Namun ayah saya mencoba untuk mencicipi buah tersebut secara mentah dan ternyata rasanya cukup enak seperti rasa tepung. Lalu, semua buah yang ada dalam satu pohon tersebut dijadikan benih. Kemudian ditanam kembali dan setelah sekitar 5-6 bulan sudah bisa dipanen.
          Dari hasil panen tersebut, ayah saya mencoba untuk menggiling jali tersebut untuk dijadikan sebagai beras. Setelah cangkang jali ini terlepas, terlihatlah beras jali yang bentuknya juga unik. Setelah terkumpul cukup banyak, beliau mencoba memasaknya seperti nasi beras. Ternyata hasilnya tidak kalah dengan beras dan rasanya juga enak. Karena itu, jali ini bisa menjadi pengganti makanan pokok, sebagai nasi. Lalu ayah saya memproduksi nasi jali dan dijual di warung kami.
Warga pun penasaran dan mereka membelinya, yang ternyata setelah mereka mencicipi rasanya enak. Sampai beberapa tahun menjual itu, ayah saya sudah sedikit tidak memproduksi lagi dikarenakan kesibukan ayah saya yang pada saat itu sedang berbisnis cengkeh dan Dilem(nilam). Namun, disisi lain petani selain ayah tak ada yang mengembangkan tanaman tersebut, sehingga produksi beras jali pun akhirnya juga ikut terhenti.
                Selain menjadi makanan pokok, jali juga dapat dibuat sebagai bahan membuat ketan, dodol jali, bubur jali, dll. Caranya pun tergolong hampir sama dengan bahan baku yang lain. Seiring dengan perkembangan jaman dan minat masyarakat yang mulai berkurang, akhirnya sedikit demi sedikit mulai berkurang juga minat terhadap nasi jali. Setelah hampir 1 tahun vacum dalam bisnis jali ini, ayah saya mencoba untuk mengembangkannnya lagi. Ayah saya menjualnya lagi di rumah untuk masyarakat lingkungan sekitar. Ayah saya juga  mencoba membuat jali sebagai makanan tambahan. Dari pertama membuat ketan, dan rasanya juga enak, lalu membuat bubur, dll. Namun ya itu tadi, seiring perkembangan jaman, akhirnya mulai ditinggalkan makanan dari jali ini. Kalau tidak salah, terakhir tahun 1986 terakhir jali ramai di masyarakat Ketenger dan sekitarnya. Setelah itu, sudah jarang yang memiliki tanaman tersebut di sawahnya. Hingga saya lahir, dan masih kecil, pertama kali saya makan nasi jali ini saat saya masih TK pada saat saya ber umur 5 tahun, tahun 2000.
          Setelah tahun 2000, jali sudah benar benar hampir punah, tidak ada yang membudidayakannya lagi. Namun, ayah saya tetap mempertahankan walaupun 1 atau 2 pohon saja. Setiap panen jali tersebut dijadikan benih, dengan maksud agar jali tidak punah. Masyarakat desa juga tidak ada yang tertarik untuk menanamnya, karena jali sudah kurang populer. Sampai akhirnya penulis mendengar bahwa jali sudah menjadi tanaman yang hampir punah/langka, khususnya di Pulau Jawa ini. Padahal kalau dikembangkan, jali merupakan tanaman yang bermanfaat dan serbaguna. Serbaguna bagaimana? Nah ini uniknya jali. Selain sebagai makanan pokok, makanan tambahan, jali juga dapat digunakan sebagai obat. Nanti akan saya sebutkan pada tulisan dibawah.
B. KANDUNGAN DAN FUNGSI JALI
                Jali mengandung berbagai macam zat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Perbandingan kandungan biji jali dan beras putih dalam 100 gramnya antara lain sebagai berikut
Bahan
Kalori
Karbohidrat
Lemak
Kalsium
Protein
Amonium
Fosfor
Zat Besi
Vit. B1
Jali
289
61
4
213
11,1
23
176
11,0
0,14
Beras
248
79
1,2
5
-
40
22
0,5
0,02
                Jali juga dapat dikatakan tanaman serbaguna. Mengapa serbaguna? Karena jali bukan hanya sebagai tanaman yang menghasilkan makanan pokok, tapi juga dapat digunakan sebagai makanan tambahan dan juga obat.
                1. Jali Sebagai Makanan Pokok
                Saat ini masyarakat masih bergantung pada beras sebagai makanan pokoknya. Padahal masih banyak makanan lain yang bisa dijadikan sebagai pengganti beras. Salah satunya ya jali ini. Toh rasanya tidak kalah dengan beras, kandungan gizinya pun cukup. Menurut kebutuhan gizi, beras jali ini juga tidak jauh beda dengan makanan pokok lain. Dalam 100 gram beras jali, terdapat 289 kalori, 11 gram protein, 4 gram lemak, 61 gram karbohidrat, 213 mg kalsium, 176 mg fosfor, 11 mg zat besi, dan masih banyak kandungan lainnya.
                2. Jali Sebagai Makanan Tambahan

                Jali sebagai makanan tambahan disini yang dimaksud adalah jali tidak hanya digunakan sebagai makanan pokok, melainkan dapat dibuat menjadi dodol jali, tape jali, ketan jali, jenang jali, bubur jali, dan masih banyak jenis makanan lainnya tergantung dari kreatifitas masing masing. Orang tua saya baru pernah membuat jali sebagai tape, jenang, dan bubur jali.
                3. Jali sebagai Tanaman Obat
                Setelah membaca beberapa artikel tentang jali, ternyata banyak juga manfaatnya. Bukan hanya sebagai makanan pokok, dapat digunakan juga sebagai obat seperti : Diare, radang paru paru, usus buntu, urin sedikit, keputihan, kutil, tidak datang haid, kanker mulut rahim, sakit kuning, dan masih banyak lagi manfaatnya. Jali juga mengandung komponen Coxenolide yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi Cortex Adrenal pada Ginjal. Jadi, yang terkena penyakit yang berhubungan dengan ginjal, silahkan dengan memakan nasi jali, InsyaAllah fungsi dari ginjal dapat bertambah. Jali juga dapat meingkatkan daya tahan tubuh, mengobati rasa pegal, mengeluarkan nanah, anti toxic, menyembuhkan bisul, cacingan, sakit otot, sakit tulang, sakit persendian, dll.
                4. Jali sebagai tanaman langka.
                Saat ini jali dapat dikategorikan sebagai tanaman langka, sebab banyak orang yang tidak mengetahui apa itu jali, bagaimana bentuknya dan manfaat manfaatnya. Juga yang tadinya di berbagai daerah ada, sekarang sudah tidak lagi dikembangkan. Pernah penulis melanglang keliling kabupaten banyumas dan menanyakan kepada para petani tentang jali ini, responnya bermacam-macam. Bahkan ada yang tidak tahu tentang jali ini.
Saat penulis menanyakan kepada orang-orang baik itu saudara, teman, maupun warga yang saya temui, mereka kebanyakan tidak tahu tentang jali ketan. Yang mereka tahu adalah jali yang keras atau yang biasa dipakai untuk membuat tasbih. Ya, selain jali ketan juga ada jali batu yang memang keras dan biasa digunakan sebagai hiasan.
Jali ketah tergolong mudah pada penanaman dan biaya untuk menanam serta perawatannya juga tergolong murah. Murah dalam arti lebih murah prosesnya daripada tanaman pangan lainnya seperti beras dan jagung. Cara penanaman jali juga cukup mudah. Jali tidak harus ditanam di lahan terbuka. Kebanyakan orang memang menanamnya di lahan terbuka/tegalan. Namun, tidak harus di lahan terbuka. Di kebun yang banyak pepohonan pun juga bisa. Tidak hanya itu saja. Jali juga dapat ditanam di lahan yang kurang subur. Seperti contoh yang ada di depan rumah saya, ini tanahnya keras, dan banyak batu, namun bisa tetap tumbuh dengan baik.



                Jali ketan ini cocok dengan lahan kering. Masa panen sekitar 5-6 bulan sejak biji ditanam. Dalam satu rumpun dapat terdiri banyak tunas. Kalau dalam 1 lubang ditanam 2 biji, maka dala satu rumpun akan tumbuh sekitar 7-10 tunas pada masa panen pertama. Pada masa panen ke-2 akan menjadi lebih banyak lagi. Berbeda dengan jagung yang hanya satu kali panen per 1x tanam. Tetapi jali dapat dipanen berkali kali dalam satu kali tanam.
                Nah, itulah sedikit tentang jali di desa Ketenger. Sebenarnya masih banyak lagi hal tentang jali. Jali sangat banyak manfaatnya. Namun masyarakat kurang peduli untuk membudidayakan tanaman ini. Sekarang hampir menjadi tanaman langka. Karena alasan itulah, sampai sekarang saya masih membudidayakan tanaman tersebut.

About Me

Tentang Saya dan Blog

Saya adalah pemuda berusia 20 tahun(saat membuat tulisan ini) yang tinggal di lereng gunung slamet, tepatnya di desa ketenger kecamatan baturraden. Itu mengapa alamat blog ini ada unsur nama ketenger. Ketenger sendiri merupakan desa yang terletak di lereng gunung slamet, sebelum lokawisata baturraden (kalau dari arah selatan). Desa ketenger menyimpan banyak potensi wisata yang dimilikinya yang juga saat ini menyandang gelar sebagai desa wisata.
Blog ini saya gunakan untuk membagikan informasi mengenai aktifitas yang saya lakukan yang ada di sekitar saya, baik tulisan nantinya itu merupakan berita, sekedar informasi, perjalanan, hal ilmiah, komedi, sastra atau bahkan curhatan haha :D. Tetapi saat ini saya akan menyesuaikan dengan sudut pandang orang pertama sebagai aktor dalam tulisan ini, tergantung apa genre tulisan tersebut.
Sebagai manusia, saya tidak luput dari kekhilafan ataupun kekeliruan. Apa yang nanti saya posting disini dan kemudian merupakan hal yang kurang pas, bisa diposting kritik dan saran dalam komentar di kolom yang telah disediakan.
Terima kasih.
Salam,


Dian Jaya