Selasa, 01 September 2015

Kita : “Kesalahan Penggunaan Atau Pergeseran Makna?”

Kita : “Kesalahan Penggunaan Atau Pergeseran Makna?”


Bahasa digunakan sebagai penyalur kita dalam berkomunikasi. Dalam kesehariannya, kita sering menggunakan bahasa Indonesia, juga bahasa daerah. Namun, tentunya dalam penggunaan bahasa, ada beberapa penggunaan yang tidak semestinya kita gunakan namun kita gunakan, ada beberapa yang sekarang menjadi kesalahan penggunaan dalam bahasa yang disampaikan sehari-hari.

“Kita”, merupakan kata ganti orang pertama jamak, yang berarti di dalam “Kita” adalah lebih dari satu orang yaitu orang yang sedang berbicara dan yang diajak bicara. Paling tidak, dua orang itu dan bisa jadi lebih banyak lagi. Hampir sama dengan “Kami” yang merupakan kata ganti orang pertama jamak juga. Bedanya adalah jangkauan subjeknya. Yaitu kalau kita menggunakan kata “Kita” berarti orang yang berada di dalamnya paling tidak adalah orang yang sedang berbicara dan yang diajak bicara, sedangkan kami adalah terbatas untuk orang pertama atau yang sedang berbicara, dan kelompoknya yang selain dengan orang yang diajak bicara.

Dari uraian di atas, kita tahu bahwa “kami” dan “kita” adalah berbeda dalam penggunaannya. Ada beberapa contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata “kami”, “kami pergi ke taman kota tadi malam” atau “kami telah menyelesaikan tugas ini”. Nah berarti orang yang sedang diajak bicara tidak diikutkan dalam kejadian yang sedang dibicarakan, karena kalimat tersebut adalah menceritakan suatu kejadian kepada yang sedang diajak bicara. Berbeda dengan penggunaan “kita”, “kita pernah ke tempat ini setahun yang lalu” atau “kita akan mendapatkan hadiah jika tugas ini selesai” berarti orang yang diajak bicara ikut dalam kejadian atau hal yang sedang diceritakan.

Namun akhir-akhir ini, saya sering mendengar beberapa kesalahan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Saya pernah dan bahkan sering mendengar teman saya saat presentasi pada salah satu mata kuliah di kampus. Dia mengatakan “kita memilih judul ini karena,,,,,” dan beberapa kalimat lainnya yang seharusnya menggunakan kata “kami” bahkan “dia” yang saya ceritakan sebenarnya bukan hanya satu, yang berarti “mereka”.

Selain dari teman saya, saya pernah mendengarkan di salah satu stasiun televisi yaitu saat sedang wawancara dengan salah seorang polisi dalam sebuah kasus yang sedang diselidiki. “kita sedang menyelidiki kasus ini” seperti itu kata salah seorang polisi tersebut. Dalam hati saya berkata “kita ? kan yang sedang menyelidiki kasus itu kan polisi, saya ga ikut kan?” bahkan presiden kita saat ini, selalu menggunakan kata “kita” dalam setiap pembicaraannya. Padahal kalau kita kaji sesuai dengan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar itu seharusnya menggunakan kata “kami” di dalam kalimat tersebut.

Lalu, apakah ini merupakan pergeseran makna? Saya rasa bukan. Tak sesederhana itu. Karena kata tersebut sebenarnya terasa jelas berbeda. Beberapa anak muda sebenarnya punya sindiran saat kita salah menggunakan kata tersebut dalam sebuah kalimat. Misalnya saat kita harusnya menggunakan kata “kami”, tetapi salah menggunakan dengan “kita”. Apalagi itu hal negatif. Pernah menjadi trend saat lawan bicara mengatakan “kita?? Lo aja kali, gue nggak..”. Meski ini hanya lelucon, tetapi sebenarnya makna tersiratnya memang berarti. Disadari atau tidak oleh yang berbicara. Pernah kan menjumpai kalimat seperti itu? Ckckckck....

Namun perbedaan penggunaan kata “kita” dan  “kami” terasa layaknya dalam perbedaan penggunaan kata “saya” dan “aku”. Banyak yang mengatakan “saya” itu lebih formal daripada “aku”. Begitupun kata “kami” yang dinilai lebih formal dibandingkan “kita”. Padahal perbedaannya sebenarnya malah bukan di sisi formal atau tidaknya. Tetapi jangkauan orang yang ada didalamnya.

Nah itulah tentang apa yang sedang terjadi di lingkungan kita ini, khususnya pada anak muda, lebih umum lagi, banyak kalangan di Indonesia ini. Akankah berubah? Kita lihat saja...